Senin, 11 Februari 2013

Rampak Sekar Yang Membekas di Hati

Rampak sekar adalah menyanyikan lagu berbahasa Sunda secara berkelompok atau koor lagu-lagu Sunda. Bila menyanyi sendirian disebut anggana sekar. Rampak sekar di kota Bogor pernah dikompetisikan atau dalam bahasa Sunda disebut dipasanggirikeun antar sekolah dasar (SD), salah satu tempat penyelenggaraan pasanggiri rampak sekar di Bogor pada tahun 1966 - 1967 adalah gedung SD Regina Pacis di Jalan Pengadilan.
Di sebuah SD negeri di Jalan Pengadilan, anggota rampak sekar tak harus murid-murid asal suku Sunda, banyak murid-murid suku non Sunda ikut rampak sekar, karena lagu-lagu berbahasa Sunda diajarkan kepada semua murid, sejak kelas 1 sampai kelas 6 dalam pelajaran Kesenian. Saat itu banyak murid suku non Sunda yang sulit dibedakan dengan anak Sunda, karena kefasihan mereka berbahasa Sunda nyaris sama.

Tahun 1960an akhir guru-guru SD seperti sengaja mengajarkan lagu-lagu bertema gembira dan cinta tanah air. Murid-murid bersekolah supaya pandai, berilmu, halus budi pekertinya dan cinta Indonesia. Syair lagu yang diajarkan begitu kuat terpatri di hati murid-murid, sehingga saat murid-murid sebuah SD Negeri di Jalan Pengadilan Bogor bereuni pada 22 September 2012, mereka hanya perlu waktu kurang dari satu jam, diiringi kecapi suling, untuk menyanyikan lagu-lagu rampak sekar, seperti mengulang upaya guru-guru mereka membentuk bangsa Indonesia empat dekade lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar